Malam
ini, 29-08-13, aku hadiri cara Haul Sewindu Cak Nur (Nurcholis Madjid), di
Jalan Denpasar, Kuningan, Jakarta. Aku merasa terhormat, manakala diminta Rosi
Silalahi, host, memberikan kesaksian atas
beliau. Maka aku bilang :
Bagiku,
Cak Nur adalah salah satu orang asing, al-gharib. Ia hadir untuk
menegaskan kembali gagasan profetik fundamental, yang telah menjadi asing dalam
konteks komunitasnya. Ia adalah bahwa “tidak ada otoritas atas alam semesta,
kecuali Allah”. Gagasan ini ingin mewujudkan pandangan dunia
(world view) bahwa seluruh manusia,
adalah ciptaan Tuhan yang bebas dan setara”. Nabi Muhammad Saw, mengatakan
: “Maka, beruntungah orang-orang asing itu”. Lalu aku membacakan
Puisi dari Maulana Jalaluddin Rumi dalam “Matsnawi”, dan
sang Martir Suhrowardi, untuk sang
pengembara, orang asing yang bersahaja itu.
يَا مَنْ أَنْتَ فِى سَاعَةِ الْاَلَمِ رَاحَةٌ فِى نَفْسِى
يَا مَنْ أَنْتَ فِى مُرَارَةِ الْفَقْرِ كَنْزٌ لِرُوْحِى
Duhai, dikau yang ketika jiwaku dirundung lara
Adalah pelipur hatiku
Duhai, dikau yang ketika dilanda kepapaan nurani
Adalah perbendaharaan ruhku
فَإِنْ
مَضَتِ الْاَيَّامُ فَقُلْ لَهَا إِذْهَبِى
وَلَا خَوْفٌ
وَلِتَبْقَ
أَنْتَ يَا مَنْ لَا مَثِيْلَ لَكَ فِى الطُّهْرِ
Bila waktumu harus pergi
Katakan saja : berangkatlah
Dan jangan gelisah
Sebab, kau masih di sini
O, yang tak ada orang seindahmu
وَقُلُوبُ وِدَادِكُمْ تَشْتَاقُ
وَإِلَى لَذِيْذِ لِقَائِكُمْ تَرْتَاحُ
Jiwa-jiwa yang mencintaimu
Merinduimu
Kenikmatan menatapmu seluruh
Bikin mereka damai
Jakarta, 290813